Metro- Kepala Sekolah SMAN 1 Metro Dra Purwaningsih bersama dewan guru menyambangi kediaman siswa siswanya yang baru terkena musibah kecelakaan tunggal yang menyebabkan meninggalnya salah satu siswa mereka.Sabtu (4/7)
Kecelakaan tunggal itu sendiri terjadi mana kala bus yang mengantarkan rombongan siswa SMAN 1 Metro dan beberapa siswa sekolah lainnya,disaat akan berwisata di pantai Minang Rua Kalianda Lampung Selatan beberapa waktu yang lalu.
Dalam kunjungan itu, nampak wajah siswa siswa yang mengalami kecelakaan, masih terlihat trauma dengan kejadian itu. Walaupun kondisi secara keseluruhan sudah mulai membaik.
” Kunjungan yang kami lakukan merupakan bentuk kepedulian sekolah terhadap siswa yang mengalami musibah. Selain itu,kami juga memberikan semangat kepada siswa sehingga bisa menghilangkan rasa trauma yang terjadi,” ujar Purwaningsih atau yang juga akrab dipanggil Bu Ipung.
Lebih lanjut Ipung juga mengatakan hasil dari kunjungan itu,diketahui bahwa siswa siswanya memiliki kesepakatan bersama untuk melakukan rekreasi di salah satu pantai yang ada di Kalianda.
” Mereka berkumpul di salah satu angkringan yang berjualan dibelakang SMAN 1 Metro. Disanalah mereka membuat kesepakatan untuk melakukan wisata karena rasa bosan sekian lama berdiam diri didalam rumah akibat merebaknya Virus Corona. Awalnya hanya 10 siswa yang akan ikut dan semuanya siswa SMAN 1 Metro, kemudian berkembang menjadi 17 orang yang diantaranya terdapat pula siswa SMAN 3 dan SMAN 5 Metro. Karenanya, untuk mencukupi mobil yang akan mengantarkan mereka, akhirnya mereka menyewa mobil bus untuk membawa mereka.Hingga akhirnya mengalami kecelakaan terbaliknya bus yang membawa siswa siswa kami,” ujarnya seraya mengatakan bahwa jalan jalan tersebut merupakan inisiatif siswa sendiri dan bukan kegiatan atau tugas dari sekolah. Dan pihak sekolah tidak mengetahui sama sekali rencana yang mereka buat.
Saat ditanyakan bagaimana kondisi siswa siswanya? Ipung mengatakan dari sembilan orang yang selamat keseluruhan sudah membaik.Walaupun masih ada dua siswa yang harus dilakukan perawatan dirumah sakit karena melakukan operasi akibat patah tulang.
” Dua siswa masih dirawat karena mengalami patah atau retak tulang. Ada yang patah diarea kaki dan ada yang retak di tulang punggung. Dan itu terus kami pantau kondisinya.Kabar terakhir kedua siswa sudah membaik kondisinya,” ujarnya.
Peristiwa Mistis Dialami Siswa
Dari kunjungan yang dilakukan, beberapa siswa yang mengalami kecelakaan menceritakan beberapa hal mistis yang terjadi sebelum mereka mengalami kecelakaan.
Seperti yang diceritakan Ben (16) salah satu siswa SMAN 1 yang mengalami kecelakaan,dirinya mengatakan bahwa sebelum berangkat bus yang mengantarkan mereka sempat dihadang ular.
“Bus kami sempat dihadang ular yang melingkar ditengah jalan. Seolah olah menahan kami untuk tidak melanjutkan perjalanan.Cuma tidak menyangka itu menjadi tanda kami akan mengalami kecelakaan,” ujarnya.
Begitu juga hal mistis yang diceritakan Ar (16) siswa yang mengalami kecelakaan, dirinya bercerita saat mau masuk ke area wisata dirinya dan kawan kawan sempat turun dari bus membantu seorang bapak yang kendaraan bermotornya tidak naik tanjakan karena membawa pisang hasil panennya.
” Saat mendorong itulah, saya dan kawan kawan yang nolong sempat mendengar suara, sudahlah pulang saja jangan dilanjutkan, dan itu bukan suara bapak yang kami tolong,” ujarnya.
Begitu juga cerita orang tua Affandi dirinya sangat risau saat Affandi meminta ijin untuk jalan jalan kepantai bersama kawan kawannya. Walaupun dirinya tetap mengijinkan anaknya pergi.
” Malam sebelum mereka berangkat saya sangat risau sekali.Saya peluk anak saya,bahkan saya foto saat dirinya tidur. Dan benar saja firasat saya, ketika esok harinya menjelang magrib saya menerima kabar anak saya mengalami kecelakaan beruntungnya dia tidak apa apa dan hanya mengalami memar di bagian perut,” ujarnya seraya meminta maaf dengan pihak sekolah bahwa anak anak yang berwisata tanpa sepengetahuan sekolah. (Uno)