LAMPUNG, LAMPUNG17.COM (SMSI) – Kasus dugaan penganiayaan terhadap asisten rumah tangga (ART) berinisial RB (45) kini resmi ditangani oleh Unit Jatanras Satreskrim Polresta Bandar Lampung. Korban yang berasal dari Kabupaten Lampung Utara itu mengaku mengalami tindak kekerasan dari majikannya, seorang dokter PNS berinisial DM, yang bertugas di salah satu puskesmas di Kota Bandar Lampung.
Kuasa hukum korban, Wahyu Widiyatmiko, memastikan pihaknya siap mendampingi kliennya selama proses hukum berjalan. Ia menegaskan laporan yang diajukan oleh RB sudah diterima dan saat ini tengah dalam tahap penyelidikan oleh aparat kepolisian.
“Laporan klien kami, ART yang diduga dianiaya oknum dokter PNS berinisial DM, kini sudah ditangani penyidik Jatanras Polresta Bandar Lampung,” kata Wahyu, Selasa (21/10).
Wahyu menjelaskan, dalam waktu dekat penyidik akan memanggil korban beserta sejumlah saksi untuk memberikan keterangan. Ia menambahkan, pihaknya juga siap memberikan pendampingan hukum selama proses pemeriksaan berlangsung.
“Kami siap hadir dan mendampingi korban serta para saksi dalam pemeriksaan. Tujuan kami memastikan bahwa hak-hak hukum klien kami benar-benar terlindungi,” ujarnya.
Kuasa hukum tersebut menegaskan bahwa timnya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku yang diduga melakukan kekerasan.
“Kami meminta penyidik segera memproses laporan dan menangkap pelaku. Dugaan penganiayaan ini sangat kejam dan dilakukan berulang kali,” tegasnya.
Korban RB sendiri menceritakan pengalaman pahitnya selama bekerja di rumah DM. Ia mengaku dituduh mencuri uang, padahal dirinya merasa tidak pernah melakukannya. Saat mencoba menjelaskan, justru kekerasan fisik diterimanya.
“Saya dituduh mencuri uang. Waktu saya tidak mengaku, saya dipukul di wajah dan juga dengan sapu,” ungkap RB melalui kuasa hukumnya.
Tidak hanya DM, kekerasan tersebut juga diduga dilakukan oleh suami dan anak laki-laki DM.
“Kepala saya sering dipukul pakai handphone atau sapu oleh suaminya. Anak laki-lakinya juga pernah meninju saya,” ujar RB dengan nada sedih.
Kasus ini kini menjadi perhatian publik karena melibatkan seorang aparatur sipil negara (ASN). Polisi tengah mendalami keterangan korban serta saksi untuk memastikan motif dan peran masing-masing terduga pelaku.
Pihak kepolisian berjanji akan menindaklanjuti laporan ini secara profesional dan transparan demi memberikan rasa keadilan bagi korban. (*)



