Penanggulangan Penyakit TBC Jadi Fokus ILS dan Dinkes Bandarlampung

  • Whatsapp

BANDAR LAMPUNG, LAMPUNG17.COM (SMSI)– Insiatif Lampung Sehat (ILS) dan PR Komunitas Eliminasi TBC Indonesia menggelar diskusi Kolaborasi penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di hotel Yunna, Rabu (28/12/2022).

Koordinator ILS, Pristi Wahyu Diawati mengatakan sampai saat ini ILS berdiri sejak 2014 dan bekerjasama dengan dinas kesehatan yang konsen dalam penanggulangan Tuberkulosis.

“Kita sudah delapan tahun berjibaku dalam penanggulangan Tuberkulosis dengan bekerjasama dengan dinas kesehatan dalam rangka eleminasi Tuberkulosis tahun 2030,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini lembaga ILS ini memperoleh dana hibah dari global 4 dimana global 4 ini merupakan lembaga keuangan internasional yang memberikan dnaah hibah untuk Indonesia dalam menanggulangi Tuberkulosis dan malaria.

” Untuk Tuberkulosisnya kami yang diberikan amanah untuk menjalankan program itu,” ungkapnya.

Pristiwan menyampaikan penularan penyakit TBC bisa melalui udara bila penderita batuk, bersin, dan saat berbicara percikan dahaknya yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh orang lain.

” Dan orang ya yang sudah menderita penyakit TBC ini harus melakukan pengobatan dalam dua tahap. Yaitu tahap awal intensif selama dua bulan, dan tahap lanjutan. Lama pengobatan biasanya selama enam bulan, namun bisa bertambah tergantung beratnya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dengan sembuh,” ungkapnya.

Sementara itu, perwakilan Kabid Dinas Kesehatan kota Bandarlampung, Budi memaparkan kebijakan pemerintah terkait penanggulangan penyakit Tuberkulosis yang diterbitkan oleh presiden nomor 67 tahun 2021

“Indonesia menempati peringkat ke 2, karena kasus Tuberkulosis semakin naik. Oleh karena itu, pada tahun 2021 Presiden mengeluarkan tiga arahan terkait penanggulangan penyakit Tuberkulosis yakni pelacakan kasus secara agresif, layanan diagnosis harus tetap berlangsung, dan upaya pencegahan di empat sektor,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah kota atau kabupaten melalui dinas kesehatan memilik empat program untuk mencegah penularan penyakit Tuberkulosis (TBC).

” Kita ada program yang pertama investigasi kontak, dimana mendeteksi TBC dengan melakukan skrining/tracing TBC dengan sasaran kontak rumah. Program kedua menggencarkan imunisasi BCG. Ketiga, dengan mengedukasi masyarakat tentang TBC melalui kegiatan promosi kesehatan Puskesmas. Dan program keempat, pemberian terapi pencegahan Tuberkulosis (TPT) ke kontak rumah pasien TBC untuk mencegah terjadinya infeksi laten Tuberculosis,” paparnya.

Dalam kesempatan ini, Budi juga berpesan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan dalam menangkal penyakit Tuberkulosis (TBC).

” Saya minta masyarakat selalu menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan sirkulasi udara berjalan baik. Memberikan imunisasi BCG untuk bayi yang baru lahir. Masyarakat juga harus menerapkan etika batuk dan bersin ditempat umum, dan rutin berolahraga serta menjaga asupan gizi yang seimbang agar imunitas tetap terjaga serta membekali diri dengan informasi TBC,” pungkasnya. (*)

banner 728x90

Pos terkait

banner 540x1080