Metro- Alamudin (44), warga
RT/RW 001/01 Kelurahan Tejo sari, Kecamatan Metro Timur, pasrah hidup dalam kekurangan. Terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
Bukan karena malas atau tidak ingin berusaha. Alamudin terpaksa berhenti berdagang lantaran kehabisan modal untuk berdagang siomay keliling.
Saat ini, ia bersama kedua buah hatinya yang masih berusia 5 dan 3 tahun menjalani kehidupan serba kekurangan.
“Tadinya saya dagang siomay keliling komplek. Tapi sudah lama berhenti karena terakhir jualan tidak laku sama sekali dan modalnya juga sudah tidak ada,” kata dia
Dikatakannya, saat ini dirinya hanya mengandalkan pemberian dari dermawan dan tetangga sekitar tempat tinggalnya.
“Kalau saya dagang, terpaksa anak-anak saya ajak karena tidak ada yang menjaga dirumah. Istri saya meninggal sekitar dua bulan lalu,” ujarnya.
Lantaran kondisi perekonomian yang sulit saat ini, dia pernah mencoba memberanikan diri menanyakan dan berharap mendapat bantuan dari pemerintah kota melalui kelurahan setempat.
“Pernah saya menanyai pak RT mengenai bantuan PKH dan dampak virus Corona. Tapi pak RT bilang itu semua datanya ditunjuk oleh pusat,” akunya.
Terlebih, dia menambahkan, saat ini ia dan kedua buah hatinya tinggal menumpang di perumahan guru SDN 9 Metro Timur.
“Saya numpang tinggal di rumah guru SDN 9, saya tinggal disini sudah cukup lama semenjak ditinggal oleh penghuni sebelumnya. Untungnya, sampai sekarang belum dimintai uang tinggal tetapi pihak sekolah sudah bilang untuk kedepanya akan dimintai sewa berkisar Rp.100.000 per bulan. Sedangkan listrik saya menumpang dengan tetangga dengan membayar Rp, 30.000 perbulan dan hanya boleh pakai malam saja dengan 3 buah lampu,” tambahnya.
Dia berharap, ada perhatian dan bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Metro agar ia bisa menghidupi kedua anak kesayangannya tersebut.
“Alhamdulillah, ada dermawan dan tetangga yang berbaik hati memberi saya bantuan sembako. Kalau tidak ada, entah bagaimana nasib anak-anak saya,” pungkasnya.(Ryn)
